Jasa Sebrang Perahu Getek, Bisa Raup Hingga Puluhan Juta Perbulannya.

Puluhan pengendara menumpangi perahu getek (Achmad Latifullah)

Jasa peyebrangan menggunakan perahu getek di Mojokerto biasa meraup puluhan juta perbulannya. Jasa ini sudah ada sejak tahun 80-an.

Jasa penyabrangan ini berada di Desa Betro, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Warga setempat biasanya menyebut jasa penyebarangan ini tambangan.

Jasa peyebrangan ini beroperasi selama 24 jam dan dibagi 4 shift. Untuk tarifnya sendiri tidak di target. Namun kebanyak orang mengasih upah Rp 2 ribu perkendaraan.

Untuk jam oprasinya dari jam 06.00 – 11.30 WIB. 11.30 – 15.30 WIB. 15.30 – 19.30 WIB. 19.30 – 06.00 WIB.

“Tarifnya kita tidak narget, tapi kebanyakan orang ngasih 2000 perkendaraan,” ujar Bagus (25) pengemudi perahu.

Untuk penghasilan jasa penyembrangan ini bisa meraup Rp 500 ribu pershiftnya. Jadi, kalau ada 4 shift perkirana hitungnnya seperti ini.

1 shift mendapatkan 500.000 X 4 = 2.000.000 perharinya. Kalau 1 bulan perkiraan bisa menggapai hingga 62.000.000 juta.

“Kurang lebih 500an (pendapatan) pershiftnya,” ucap Bagus.

Dari keterangan Bagus, jasa ini sudah ada sejak ia belum lahir. Ia menyabut dari tahun 1980 jasa ini sudah ada.

“Sekitar tahun 80-an sudah ada. sejak saya belum lahir sudah ada,” ujarnya, Kamis, 16 Januari 2025 sekitar pukul 11.30 WIB, dilokasi.

Pada tahun 1980, prahu disini dulunya tidak menggunakan mesin, melainkan hanya mengunakan tali atau biasa di sebut eretan.

Namun selang bertambahnya zaman. Sekarang menggunakan mesin yang berbahan bakar solar.

Jasa ini meyebrangi Sungai Brantas yang menuju Mojokerto – Jombang maupun sebaliknya.

Kebayakan penumpang dijasa perahu getek ini, melainkan dari anak sekolah dan para pekerja.

Namun, anak sekolah yang menggunakan jasa ini tidak dikenakan tarif atau gratis.

“Penumpangnya kebanyakan dari pekerja sama anak-anak sekolah.
Kalau anak sekolah gratis,” ujar Bagus kepada wartawan Tunasnews.com.

Burhan (32) salah satu penumpang memaparkan, sudah menggunakan jasa penyebrangan ini dari 2 bulan yang lalu.

“Ini saya lewat di tambangan (jasa penyebrangan) Berto. Biasanya lewat jembatan Gedeg. Karna jembatannnya itu ditutup makanya lewat sini. Saya lewat sini sudah hampir 2 bulan,” ucapnya. (tif)